1.
“Tunggu,, jalan kamu terlalu cepat. Bisa pelan sedikit langkahnya..”
“Kamu terlalu lama, saya mau cepat sampai”
2.
“Terlalu manis, saya suka teh yang biasa saja manisnya’
“Mmmmppphh.. Kok pait yaa, teh nya kurang manis. Tambahin sedikit lagi gulanya”
3.
“Cukup.. cukuuuppp… Ketawanya jangan terlalu berlebihan. Kurangi bercandanya”
“Jangan marah-marah,, rilex ajaa. :)”
4.
“Jangan curhat sana sini”
“Kalau ada masalah, jangan disimpan sendiri”
5.
“Jangan terlalu boros!”
“Jangan pelit-pelit yaa”
6.
“Makan terus ya kamu”
“Kok lupa makan hayoo”
7.
“Terlalu lama di depan layar, helooo lihat sekeliling kamu doong”
“Saya telephone kok nggak diangkat-angkat yaa.. Tolong dicheck atuh Handphonenya”
8.
“Jangan mengidolakan berlebihan”
“Jangan benci duluan sama orang lain, sebelum mengenalnya”
9.
“Jangan terlalu besar volume TVnya, nanti ganggu tetangga”
“Kok pelan banget suaranya,, nggak kedengeraaan..”
_____________________________
Sebagai muslim, kita memang diperintahkan untuk berada di posisi pertengahan, jangan bersikap berlebihan terhadap sesuatu apapun. Nabi Muhammad SAW bahkan mengingatkan kita untuk makan dan minum secukupnya. Sebagaimana Hadits Nabi sebagai berikut:
وَعَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ, عَنْ أَبِيهِ, عَنْ جَدِّهِ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( كُلْ, وَاشْرَبْ, وَالْبَسْ, وَتَصَدَّقْ فِي غَيْرِ سَرَفٍ, وَلَا مَخِيلَةٍ ) أَخْرَجَهُ أَبُو دَاوُدَ, وَأَحْمَدُ, وَعَلَّقَهُ اَلْبُخَارِيُّ
Dari Amar Ibnu Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya, radhiyallāhu ‘anhum, berkata:
Rasulullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:
“Makanlah, minumlah, berpakaianlah, dan bersedekahlah tanpa berlebihan (israaf) dan tanpa kesombongan.”
(Riwayat Ahmad dan Abu Dawud. Imam Bukhari meriwayatkan hadits secara ta’liq)
Bukan hanya dalam urusan makan dan minum saja, dalam berteman dan menyukai sesuatu pun demikian halnya. Allah SWT memerintahkan kita untuk bersikap sewajarnya saja. Sebagaimana Hadits Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda:
أَحْبِبْ حَبِيبَكَ هَوْنًا مَا عَسَى أَنْ يَكُونَ بَغِيْضَكَ يَوْمًا مَا، وَأَبْغِضْ بَغِيْضَكَ هَوْنًا مَا عَسَى أَنْ يَكُونَ حَبِيبَكَ يَوْمًا مَا
“Cintailah orang yang kamu cintai sekadarnya. Bisa jadi orang yang sekarang kamu cintai suatu hari nanti harus kamu benci. Dan bencilah orang yang kamu benci sekadarnya, bisa jadi di satu hari nanti dia menjadi orang yang harus kamu cintai.”
(HR. At-Tirmidzi no. 1997 dan dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 178)
Sikap tidak berlebihan juga diperintahkan Allah pada cara berpakaian kita. Sederhanalah. Allah tidak menyukai sikap tabarruj dalam berpakaian. Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Ahzab:
(٣٣) ~ وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى وَأَقِمْنَ الصَّلَاةَ وَآتِينَ الزَّكَاةَ وَأَطِعْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا ¯
artinya:
Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kalian bertabarruj seperti bertabarruj-nya wanita jahiliyyah dahulu, dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat dan ta`atilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul-bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya. [QS Al-Ahzab : 33 ]
Jadi, mari bersikap sewajarnya saja. Memandang segala sesuatu seperlunya saja, jangan berlebihan dan jangan pula menguranginya. Tak perlu terlalu bergembira berlebihan jika sedang merasakan kebahagiaan dan juga jangan pula berputus asa, bersedih yang melampaui batas. Islam dmengajarkan kita untuk berada di pertengahan atas segala sesuatu di dunia ini. Secukupnya saja, sewajarnya saja.