Cerita tentang siswa saya, yang awalnya saya “curigai” sedang menghafalkan Al-Quran.. Dan akhirnya pertanyaan saya pun terjawab, bahwa benar ia sedang merutinkan menghafal Al-Quran.

Berdiri di ujung teras lantai 4 sekolah, di pagi menjelang bel masuk kelas ataupun di jam istirahat. Dari kejauhan terlihat kalau anak itu sedikit menggumam sambil sesekali melihat handphonenya. “Ok, sedang menghafal Pembukaan UUD mungkin seperti tugas kelas lain untuk pelajaran PKn.” pikirku.

Kali kedua, esok harinya masih dengan pemandangan yang sama. “Kecurigaan” saya adalah “Oh, mungkin kali ini anak itu lagi melantunkan lagu-lagu kesukaannya yaa di Handphonenya.”

Kali ke-3, ke-4, ke-5, dan seterusnya lagi-lagi saya melihat pemandangan yang sama. Makin penasaran dan makin “curiga” dong saya. “Sepertinya anak ini sedang menghafalkan Al-Quran” makin kuat kecurigaan saya. Pemandangan yang langka untuk anak-anak yang bersekolah di sekolah Negeri. Pernah beberapa tahun yang lalu pun ada siswa perempuan yang tak sengaja saya lihat sedang saling sambung ayat untuk hafalan Al-Qurannya. Setelah itu, hampir tidak pernah lagi saya lihat anak yang sedang menghafal Al-Quran dengan keinginannya sendiri.  Ah, saya kagum dan bahagia rasanya melihat pemandangan yang seperti itu.

____________

Ok, dari mana akhirnya saya tahu ia sedang menghafal Al-Quran. Ya, akhirnya saya tanyakan dan terjawablah sudah “kecurigaan” saya itu. Benar, bahwa ia sedang fokus menghafal Al-Quran. Saat ini sedang jalan Juz ke-2. Duh saya iri. Teringat diri sendiri yang juga janji sama diri sendiri untuk programkan menghafal Qur`an. Rasanya saya ditegur, diingatkan, dibelalakan, dan disadarkan. Mana janjimu? Mana tambahan hafalanmu? Mana bukti cintamu pada Al-Quran? #dirisendiri

Anak itu bukan jadi siswa saya. Dalam hal ini, dia guru saya. Mengingatkan dan menyadarkan, tanpa kata-kata. Trima kasih ya Nak. Semoga hatimu dan hati kita semua umat Muslim selalu menjadi tempat bersemayamnya Al-Quran. Aamiin Yaa Rabbal `Aalamiin.