Positive Mental Attitude

Month: October 2014

Mari Belajar

 “MarrrBelll”  Mari Belajar……….

Belajar apa? Apa saja. Semua bisa jadi ilmu, semua bisa jadi hikmah

Selama kebaikan,, Dan Allah yang menjadi sumber segala ilmu, belajarlah^


 

Tanggung jawab

“Keadaan wajib menanggung segala sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan, dsb)”

Itu adalah arti kata tanggung jawab kutipan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).. Simple`nya, tanggung jawab adalah berani menanggung amanah yang ada di dirinya. Setiap orang bertanggung jawab terhadap dirinya masing-masing, karena kita adalah pemimpin bagi diri kita sendiri, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawabannya. Seperti yang tercantum dalam kutipan Hadist berikut:

Hadits Abdullah bin Umar ra. Bahwasanya Rasulullah saw bersabda: “setiap kamu adalah pemimpin yang akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Seorang amir yang mengurus keadaan rakyat adalah pemimpin. Ia akan dimintai pertanggungjawaban tentang rakyatnya. Seorang laki-laki adalah pemimpin terhadap keluarganya di rumahnya. Seorang wanita adalah pemimpin atas rumah suaminya. Ia akan diminta pertanggungjawaban tentang hal mereka itu. Seorang hamba adalah pemimpin terhadap harta benda tuannya, ia kan diminta pertanggungjawaban tentang harta tuannya. Ketahuilah, kamu semua adalah pemimpin dan semua akan diminta pertanggung jawaban tentang kepemimpinannya.

Masyaa Allaah..

Getir kalau membaca hadist itu.. Rabb, Rabb, Rabb..

Bismillah. Mari bertanggungjawab mulai dari hal sekecil apapun. AA Gym bilang mulai dari diri sendiri, mulai dari hal terkecil, dan mulai saat ini 🙂 😀

Dari hadist itu terbesit deh tumpukan buku-buku bacaan yang sudahcukup banyak & lumayan lama saya beli tapi sampai sekarang belum selesai-selesai juga dibacanya. Ok, berlajar bertanggung jawab iN 🙂 Habiskan bacaan kamu. Semuanya. Baru boleh beli & baca buku-buku yang lainnya yaa 🙂 OK! Bismillah. Belajar bertanggung jawab yuuk ^^

NILAI MANUSIA

“Berapa bang harganya..???” tanya seorang pembeli ke penjual nasi goreng di perempatan lampu merah itu. Lantas si penjual pun menjawab “tujuh ribu harganya mba”.. Kemudian terjadilah transaksi, si penjual memberikan bungkusan nasi gorengnya dan si pembeli itu pun memberikan 1 pecahan dua puluh ribuan.. “Ini mba kembalinya” ujar si penjual sambil memberikan 1 lembar 10 ribuan yang sudah lusuh dan 3 lembar ribuan yang masih terlihat baru dan bersih.. Melihat uang kembalian yang sudah lusuh tersebut si pembeli itu pun mencoba u/ “merayu” penjualnya agar mau menukarkan uangnya dengan 10 ribuan yang masih terkesan baru.. Tanpa pikir panjang si penjual itu pun langsung mengganti begitu saya uang yang ia miliki..

——– Nah teman, apa kamu termasuk orang yang selalu mencoba menukarkan uang-uang “lusuh” kamu dengan uang yang masih terkesan “baru”..??? atau kamu adalah orang yang sama sekali tidak memperdulikan bagaimana pun bentuk uang kertas itu?  Ya, apa pun pilihannya tentu masing-masing mempunyai alasannya. Saya sendiri termasuk orang yang tidak memperdulikan bagaimana kaku atau lusuhnya uang saya.. Buat saya nilai uang itu tetap sama.

Sama halnya dengan nilai seorang manusia.. “Apa pun kondisi kita, si kaya-si miskin, si pintar-si IQ rendah, atau si cantik-bahkan si buruk rupa.. waw 🙂 Itu hanya bentuk yang mungkin terlihat berbeda, tapi sekali lagi apa pun itu tidak lah mengurangi nilai Manusia itu sendiri.. Kita semua sama. Ibarat si tanah liat, di pelosok dunia mana pun jika memang ada tanah liat pasti prinsipnya sama yaitu sama-sama lentur untuk dibentuk sesuai keinginan kreatornya.. Ada yang menjadikan tanah liat itu sebagai guci indah nan mahal harganya, ada pula yang hanya menjadikannya sebagai asbak pembuang abu rokok saja. Apa pun bentuknya, seberapa pun rupiah harga guci atau asbak tersebut keduanya tetap sama, terbuat dari unsur yang sama dan tetap memiliki NILAI yang sama.. >> Seperti itu pula lah kita “NILAI kita sebagai MANUSIA” ^^

Kaca Mata Mana yang Kita Pilih

Pilih-pilih kaca mata ?!.. Mmm, bukan berarti saya itu penjual kaca mata ya.. Bukan berarti juga kaca mata saya banyak sampai harus dipilih-pilih sebelum dipakai. Saya cuma punya satu, itu pun kaca mata anti radiasi komputer yang dipakainya juga jarang buangeed.

Disadarin atau nggak sebenarnya kita punya banyak kaca mata lho tanpa pernah beli atau memilihnya. Ada yang hitam, merah, kuning, bahkan hijau.. Kalau sedang pakai yang warnanya hitam tentunya semua keliatan jadi gelap, begitu juga warna-warna yang lainnya semua yang dilihat jadi sewarna sesuai warna yang kita pilih..

Sama juga seperti kehidupan ini, kalau kaca mata kita (red: mata hati) lagi sedih mmm jangan harap semuanya bisa menyenangkan. Hal yang indah-indah juga bisa tampak nggak ok pastinya. Beda halnya kalau kita lagi senang, hal yang menyedihkan untuk kebanyakan orang pun bisa jadi menyenangkan buat kita. So, warna apa yang kita pilih?.. Yang hitam? Merah? Kuning? Bening? Atau malah tidak berkacamata..??? Ya yang penting, hindari aja kaca mata yang hanya satu warna karena nanti bisa jadi seperti istilah kaca mata kuda lagi, yang hanya ngeliat semuanya dari 1 sisi dan satu warna aja. Bukannya justru perbedaan itu indah..?! -Nah, lepas aja kaca matanya, atau pilih deh yang memang bening supaya semua bisa terlihat sesuai warna aslinya.. ~ Ya lagi-lagi semua tergantung point of you kita, sudut pandang kita..!

Mereka, Penggaris Saya

Seperti jika kita ingin membuat suatu  garis yang lurus, agar sempurna maka kita perlu memakai penggaris sebagai alat bantunya. Begitu juga yang saya rasakan, ketika saya ingin langkah ini pun tidak banyak keloknya. Ya, walaupun mungkin jauh dari katagori *lurus* tapi paling tidak diusahakan sebisanya jangan sampai penuh kelokan yang tak tentu arah.

Mereka.. Orang tua, kakak-kakak, keponakan-keponakan, teman-teman yang slalu saling mengingatkan, dan bahkan mereka siswa-siswi saya, baik alumni maupun yang masih setiap hari bertemu, bersalaman, menyapa…. Semua.. Semua.. Mereka penggaris bagi saya.

Tak perlu mereka berkata-kata banyak ataupun menegur dan mengingatkan. Cukup ada sebagaimana adanya mereka, mereka sudah menjadi pengingat dan penyemangat saya. penggaris saya. Terima kasih semua. I luv u all.. Keluarga, teman-teman, dan anak-anak muridku semua. Smoga Allah tambahkan keberkahan & kebaikan bagi mereka. Aamiin Rabb..

Anak Kecil & Kereta Impian

Suatu sore di perjalanan kereta api..

Sore yang sejuk di dalam gerbong kereta ini banyak dimanfaatkan penumpang untuk sekedar melelapkan diri sejenak dari kelelahan aktifitas kesehariannya. Seorang ibu yang memang tampak cukup lelah, tertidur pulas bersandar dari stasiun satu ke stasiun lainnya. Suara alunan rel kereta api pun seolah menjadi pengiring tidur yang memanjakan.

Pada stasiun berikutnya, naiklah seorang lelaki paruh baya beserta seorang anak kecil yang tak lepas dari gandengan tangannya. Suara mesin kereta api yang baru saja didengarnya sontak membuat sang anak berteriak riang. Dalam perjalanannya pun anak itu kerab bernyanyi dan tertawa bercanda sendiri seolah mendapatkan teman dalam imajinasinya, berlarian mondar-mandir mengikuti langkah pedagang asongan yang ada. Gemuruh keceriaannya memecah hening di gerbong tua itu. Pantas saja kalau kelakuannya itu bisa menimbulkan jengkel bagi para penumpang lainnya yang ingin merasakan ketenangan di perjalanan pulangnya, termasuk bagi seorang ibu yang tadi tengah tertidur pulas.

Merasa kesal akan teriakan-teriakan bocah itu dan ditambah lagi karena si lelaki paruh baya itu sama-sekali tidak terlihat menasehati anaknya, maka sang ibu yang merasa ‘mewakili’ penumpang yang lain memberanikan diri menegur lelaki itu dengan nada yang cukup sinis. Berkata sang ibu itu:
“hey Pak, kenapa tidak ditegur sih anaknya, tolong dong anaknya disuruh diam, berisik sekali, mengganggu penumpang yang lain tau tidak..!!!”——

Tapi ternyata, lelaki itu tidak langsung meminta sang anak untuk diam, bahkan meng’iya’kan permintaan ibu itu pun tidak.. >> Tahu apa yang dikatakan bapak itu???… Dengan nada getar lelaki paruh baya yang sebenarnya paman anak itu pun berkata:
“Maaf ibu, bukan saya tak ingin menegurnya tapi sedetik pun saya tidak ingin melihatnya diam. Tak sampai hati saya lakukan itu. Hampir selama seminggu anak itu tampak murung dan tidak sepatah kata pun diucapkannya, ia hanya diam dan sesekali matanya berkaca untuk kemudian menangis tanpa bersuara. Pandangannya kosong sejak ia menyaksikan sendiri kedua orang tua dan kakaknya tewas dalam sebuah kecelakaan mobil satu minggu silam. Baru kali ini saja, di dalam kereta api yang sesak ini saya kembali melihat cerianya, teriakan bebasnya, dan alunan lagu yang dulu sering dinyanyikannya. Jadi, silahkan ibu sendiri saja yang menegurnya langsung, tak tega saya lakukan itu..”

Amarah & rasa jengkel yang ada di hati ibu itu pun seketika menghilang, kemarahannya berubah menjadi haru dan rasa prihatin yang mendalam. Cacian dan gerutu yang ada di hati para penumpang yang lainnya pun berubah menjadi doa untuk kebaikan anak itu. Dan perjalanan di kereta api itu pun menjadi semakin segar dengan alunan lagu dan suara-suara riang anak itu..

————————- Nah teman, tak jarang juga lho kejadian seperti ini sering terjadi di kehidupan kita. Hati yang mungkin saja diselimuti perasaan marah, jengkel, dan tidak terima akan sikap dan perlakuan orang lain di sekitar kita bisa membuat kita emosi dan naik pitam. Tapi mari kita kita mencoba memahami, meluangkan telinga dan mata hati kita untuk mendengar, membaca, dan melihat semua dari banyak sisi. Dengan begitu, kita akan dapat mengerti keadaan orang lain, latar belakang sikap-sikapnya, dan sikap toleransi pun pasti akan tumbuh di hati kita. Dengan sendirinya, hal yang mungkin saja kita anggap `salah` bagi orang lain dapat menjadi `benar` ketika kita memposisikan diri dalam keadaannya. Semoga^

Assalamu’alaykum..


Hanya sedang ingin mengucapkan.. “Assalamu’alaykum wordpress..” 🙂

Semoga terbiasa kembali menulis di layar ini. Ikhlaskan blog iin-green.web.id yang sudah tersuspend ^^ Mari mulai dari awal lagi. Saya semangat. Tetap semangat 😀 #Keep Hamasah 🙂

Powered by WordPress & Theme by Anders Norén